Jumlah kasus akibat virus Covid-19 dari hari ke hari semakin meningkat, dan salah satu penyebab penyebaran terbanyak infeksi ini adalah melalui sarana transportasi publik. Penyebaran virus Covid-19 saat ini menjadi masalah utama secara global. Hal tersebut tentunya berakibat serius pada setiap negara tidak terkecuali Indonesia. Berbagai upaya telah diupayakan pemerintah guna percepatan penanganan pandemi melalui berbagai hal. Salah satunya dengan pembatasan sosial berskala besar. Masyarakat dihimbau untuk tidak melakukan aktivitas yang menimbulkan kerumunan dan mematuhi segala protokol kesehatan. Namun tidak sedikit masyarakat yang menghiraukan himbauan tersebut. Mereka melakukan aktivitas seperti biasa dan tidak mempedulikan arahan dari pemerintah.
Upaya pemerintah dalam
pencegahan sebaran pandemi tentunya menimbulkan berbagai masalah di berbagai
bidang seperti pariwisata, transportasi, pendidikan dan lainnya. Oleh sebab itu
perbaikan terus menerus dilakukan seperti yang saat ini dikembangkan dalam
bidang transportasi adalah pengaplikasian konsep ‘BIOSMART AND SAFE
BUS’ yang dirancang guna menghambat persebaran virus. Konsep ini
merupakan aplikasi protokol kesehatan pencegahan penyebaran Covid-19 yang
khusus diciptakan untuk transportasi bus, berdasarkan pada pemahaman ‘segitiga
penyakit’ dan ‘segitiga sehat’. Konsep ‘segitiga penyakit’ menyatakan bahwa
munculnya kondisi sakit, disebabkan interaksi timbal balik antara ‘host’
(inang, misalnya penumpang bus), ‘agent’ (penyebab, misalnya virus) dan
‘environment’ (lingkungan, misalnya kabin bus),dalam kondisi keseimbangan (homeostasis).Konsep ‘segitiga sehat’ menunjukkan
bahwa untuk tetap sehat, individu (penumpang) harus memiliki keseimbangan dalam
aspek kesehatan fisik, kesehatan mental dan kesehatan sosial.
‘BIOSMART AND SAFE
BUS’ adalah menerapkan pemahaman bahwa bus dan lingkungan kabin dalam
bus merupakan lingkungan biologis yang sehat karena dilakukan rekayasa kabin
bus secara ‘smart’ (cerdas) dalam hal ‘physical distancing’ (penataan
kursi penumpang), pengaturan dan penyaringan sirkulasi udara serta aplikasi
nanosilver pada seluruh permukaan kabin bus untuk menurunkan jumlah dan
kepadatan kuman (termasuk virus) di dalam kabin bus. Bus ‘BIOSMART’ berarti bus
yang dilakukan kendali keseimbangan lingkungan dan kuman/virus di
dalam kabin bus serta dilakukan deaktivasi dan penyaringan virus, sehingga
jumlah dan kepadatan (viral load) yang seminim
mungkin atau dalam batas aman. Pengertian bus yang ‘SAFE’ berarti
penumpang yang berada di dalam kabin diharuskan juga memakai masker, sehingga
aman dari kemungkinan terpapar kuman atau tertular dari penumpang lainnya.
Terobosan yang sangat
potensial juga adalah membuat lapisan permukaan dengan nilai energi permukaan
yang relatif rendah yang dapat mengusir spike glikoprotein dari permukaan.
Telah dikembangkan solusi pelapisan anti-mikroba untuk semua permukaan dengan
kombinasi nano-aktif yang efektif, dengan dukungan literatur yang terbukti
sebagai anti-virus juga. Studi literatur menunjukkan bahwa nanopartikel (NP)
dari berbagai logam dan oksida logam seperti nanopartikel Seng Oksida (ZnONPs),
nanopartikel Cuprous Oxide (CuONPs), Nanopartikel Silver atau Perak (AgNPs),
Nanosized Copper (I) Partikel iodide (CuINPs), Nanopartikel emas pada
Nanopartikel Silika (Au-SiO2NPs) dan juga beberapa kation amonium Kuarter yang
biasa disebut QUATs sangat menjanjikan untuk menonaktifkan virus dan terbukti
dengan baik.
Silver Nanopartikel
(AgNP) telah dilaporkan menghambat replikasi nukleotida virus, mekanisme
utamanya adalah virulen. Ia berikatan dengan kelompok donor elektron seperti
Sulfur, Oksigen, dan Nitrogen yang biasa ditemukan dalam enzim dalam mikroba.
Ini menyebabkan enzim terdenaturasi sehingga secara efektif melumpuhkan sumber
energi sel dan mikroba akan cepat mati; Perak kationik (Ag+) atau QUATs bekerja
untuk menonaktifkan SARS-CoV-2 dengan berinteraksi dengan permukaannya
(lonjakan) protein S berdasarkan pada muatannya seperti bekerja pada HIV, virus
Hepatitis, dll. Karena coating antimikroba NANOVA HYGIENE+TM omniphobic telah
dapat menonaktifkan berbagai bakteri patogenik dan selanjutnya berdasarkan pada
dukungan ilmiah yang tersedia, maka formula saat ini dapat bekerja terhadap
spektrum virus yang luas juga. Tes anti-virus awal
NANOVA HYGIENE+TM telah dilakukan menggunakan MS2 Bacteriophage (Poliovirus),
virus RNA kecil yang tidak diselimuti keluarga Leviviridae. Hasilnya
menunjukkan dengan kemanjuran anti-viral 99,9% hanya dalam 2 jam kontak dengan
permukaan sesuai standar global AATCC 100-2012. Selanjutnya, tes anti-virus
telah menetapkan kemampuan pada inaktivasi COVID-19 pada permukaan yang berbeda
untuk menghentikan penyebaran sekunder dari berbagai permukaan ke sel hidup
melalui sentuhan. Setelah divalidasi, AgNP memiliki banyak aplikasi hampir
untuk semua permukaan seperti kain (topeng, sarung tangan, mantel dokter,
tirai, sprei), logam (lift, gagang pintu, nobs, pagar, angkutan umum), kayu
(furnitur, lantai, dan panel partisi), beton (rumah sakit, klinik dan bangsal
isolasi), plastik (sakelar, dapur dan peralatan rumah tangga) dan berpotensi
menyelamatkan banyak nyawa.
Khususnya dalam
pengaplikasian nanosilver pada bus maka seluruh interior bus dilapisi dengan
nanosilver. Analisa yang terjadi pada permukaan telah dilakukan selama 1 bulan
dengan melakukan tes swab dengan asumsi untuk melihat seberapa banyak bakteri
atau virus yang bisa bertahan menempel di interior bus. Di dalam
proses aplikasi pelapisan nano silver pada moda transportasi dalam hal ini
adalah kendaraan bus dapat dilakukan melalui 2 teknik yaitu teknik spray dan
swab. Perbedaan teknik tersebut lebih cenderung pada ukuran dan jenis bidang
yang akan dicoating. Teknik spray lebih cocok diaplikasikan pada bidang
permukaan yang ukurannya luas dan mudah dijangkau alat sprayer seperti dinding
bus, kursi, lantai, atap bagian dalam. Sedangkan teknik swab lebih cocok
diaplikasikan pada bidang permukaan yang kecil, bulat dan dekat dengan
perlengkapan listrik yang perlu kehatian-hatian seperti pada dashboard, setir,
pegangan penumpang, handle pintu.
Bahan utama yang
digunakan dalam proses coating disini adalah nanosilver dan air.
Nanosilver yang digunakan sudah dimodifikasi dengan polimer yang mudah
larut air, murah dan aman yang berfungsi untuk mengikat nano silver
di permukaan benda yang dilapisi, sehingga nanosilver tidak mudah
terlepas dari permukaan tersebut meskipun terkena gesekan dan air. Hal ini
berguna untuk mempertahankan nanosilver dapat bertahan lama dan efektif dalam
membunuh bakteri atau virus tanpa perlu sering mengaplikasikan berulang-ulang karena
nano silver bekerja secara kontak. Sehingga jika bakteri atau virus menempel
pada permukaan benda yang dicoating nanosilver tersebut akan dapat langsung di
non-aktifkan.
Inovasi pelapisan
nanosilver ini masuk dalam riset kolaborasi antara Universitas Diponegoro,
Perusahaan Karoseri Laksana, PO. Sumber Alam (perusahaan bus) dan didukung oleh
KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi).
Sumber: undip.ac.id
#undip
#undipsemarang
#universitasdiponegoro
#diponegorouniversity
#undipjaya
#undipmaju
#undipuniversitasriset
#worldclassuniversity
#undipexcellent
#umundip
0 komentar:
Posting Komentar